Dialog di Semua Tingkatan
Berlangganan buletin
Berlangganan
#295November 2025

Dialog di Semua Tingkatan

kembali ke daftar isi

Interaksi Indonesia dengan Rosatom telah meluas di berbagai bidang, mulai dari kerja sama bisnis hingga hubungan sosial budaya. Para pakar Rusia dan Indonesia berpartisipasi dalam ASEAN Energy Business Forum di Malaysia, di mana mereka membahas peran energi nuklir dalam pengembangan energi regional. Selain itu, tim Indonesia juga memenangkan turnamen memancing internasional yang diselenggarakan oleh Rosatom.

Pada ASEAN Energy Business Forum 2025 (AEBF 2025) yang berlangsung pada Oktober di Kuala Lumpur, Rosatom dan ASEAN Centre for Energy (ACE) mengadakan sesi pleno bersama berjudul “Peran Energi Nuklir dalam Transisi Energi Negara-Negara ASEAN”. Perwakilan Malaysia, Indonesia, Filipina, Turki, serta organisasi internasional membahas implementasi program nuklir nasional.

“Teknologi nuklir modern, yang memungkinkan pembangunan PLTN berkapasitas besar maupun Reaktor Modular Kecil (SMR), baik darat maupun terapung, dapat menjadi solusi yang tepat bagi negara-negara ASEAN. Teknologi ini mampu memberikan manfaat signifikan sekaligus mendorong pertumbuhan industri dan ilmu pengetahuan lokal,” ujar Wakil Direktur Jenderal Rosatom untuk rekayasa mesin dan solusi industri, Andrei Nikipelov, saat sesi berlangsung. Ia menambahkan bahwa bagi negara kepulauan dan pesisir, pembangkit listrik tenaga nuklir terapung sangat cocok sebagai langkah awal menuju pembentukan sektor nuklir nasional, karena dapat ditempatkan di pantai atau di dekat infrastruktur pelabuhan yang ada.

Dalam forum tersebut juga dilakukan penandatanganan nota kesepahaman antara ASEAN Centre for Energy dan Rosatom International Network. Dokumen ini mencakup pengembangan kerja sama bilateral dalam penggunaan energi nuklir untuk tujuan damai, termasuk peningkatan kesadaran publik mengenai teknologi nuklir, pengembangan kapasitas ilmiah dan SDM, peningkatan infrastruktur, serta pelaksanaan penelitian bersama.

Stand pameran Rosatom di forum tersebut menjadi salah satu yang paling diminati para delegasi. Di sana ditampilkan berbagai solusi energi nuklir yang relevan bagi kawasan Asia Tenggara. Model pembangkit listrik tenaga nuklir terapung dari Rusia menjadi salah satu objek yang paling menarik perhatian.

Memancing Ala Nuklir

Tim Indonesia meraih posisi kedua dalam International Fishing Tournament 2025 yang diselenggarakan oleh Rosatom. Kompetisi berlangsung di Turki, dekat lokasi pembangunan PLTN Akkuyu yaitu pembangkit nuklir pertama di negara tersebut. Turnamen diikuti 14 peserta dari tujuh negara mitra Rosatom, baik yang sedang melaksanakan maupun merencanakan proyek energi nuklir, serta jurnalis dan pakar.

Pemenang turnamen adalah tim dari Hungaria dengan tangkapan 6,9 kg. Para pemancing Indonesia dari Kendari (Sulawesi Tenggara), Aiptu Hamza Basri dan Mulyadi Umar, menangkap 6,5 kg ikan, meraih medali perak. Di posisi ketiga adalah tim Mesir dengan hasil 4,7 kg.

“Turnamen ini menunjukkan bahwa teknologi nuklir dapat berjalan seiring dengan pelestarian lingkungan. Gagasan utamanya adalah keamanan dan keberlanjutan ekosistem,” ujar Mulyadi Umar.

Saat penimbangan ikan, spesialis pengawasan radiasi dari perusahaan Akkuyu Nükleer A.Ş. melakukan pengukuran dosis menggunakan peralatan khusus, yang mengonfirmasi bahwa ikan tersebut aman.

“Turnamen memancing internasional ini adalah kesempatan untuk menunjukkan kepedulian kami terhadap lingkungan dalam pelaksanaan proyek nuklir berskala besar. Penting bagi kami agar mitra internasional melihat secara langsung pendekatan kami yang bertanggung jawab terhadap kelestarian ekosistem. Turnamen ini juga menunjukkan bagaimana pengembangan infrastruktur di sekitar PLTN dapat mengubah wilayah menjadi tempat yang nyaman untuk hidup, istirahat, dan pariwisata, menciptakan peluang baru bagi generasi penduduk setempat,” ujar Wakil Direktur Jenderal untuk Komunikasi Rosatom International Network, Aleksandra Yustus.

Setelah turnamen, para peserta mengunjungi lokasi pembangunan PLTN Akkuyu. Para tamu melihat terminal kargo laut “Vostochny”, pusat pelatihan operasi pembangkit, serta berkomunikasi dengan para insinyur Turki.

Dengan demikian, kerja sama antara Rosatom dan mitra Indonesia berkembang secara aktif di berbagai tingkat. Pada tingkat resmi melalui diskusi mengenai proyek energi tertentu. Pada tingkat publik melalui dialog terbuka dan penyebaran pengetahuan tentang energi nuklir.