Prospek Besar Daya Kecil
Berlangganan buletin
Berlangganan
#293September 2025

Prospek Besar Daya Kecil

kembali ke daftar isi

Tahun ini, Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) terapung Rusia, satu-satunya pembangkit sejenis yang beroperasi di dunia, merayakan hari jadinya: lima tahun sejak mulai beroperasi. Pembangkit ini dilengkapi dengan dua reaktor berdaya kecil. Reaktor semacam ini merupakan salah satu tren utama dalam sektor energi, dan Rusia adalah pemimpin global yang diakui dalam bidang ini.

PLTN terapung bukan hanya satu-satunya pembangkit listrik tenaga nuklir terapung di dunia, tetapi juga PLTN paling utara di planet ini. Pembangkit ini beroperasi di Pevek — sebuah kota yang terletak di atas Lingkaran Arktik, di tanah beku abadi. PLTN terapung dibutuhkan untuk menggantikan kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Bilibino yang sudah menua serta PLTU lama, sekaligus memasok energi bagi perusahaan-perusahaan industri.

PLTN terapung terdiri dari unit energi terapung “Akademik Lomonosov” dengan dua reaktor air tekan tipe pemecah es KLT-40S, yang mampu menghasilkan hingga 70 MW listrik dan 50 Gcal/jam energi panas. Kapasitas ini cukup untuk memenuhi kebutuhan energi sebuah kota dengan populasi sekitar 100 ribu jiwa. Pada Januari tahun ini, PLTN terapung telah menghasilkan satu miliar kilowatt-jam listrik pertama. PLTN tersebut juga dilengkapi dengan infrastruktur darat untuk menyalurkan energi dari unit energi ke konsumen serta fasilitas hidroteknik.

Selama lima tahun, PLTN terapung telah membuktikan keamanan lingkungan dan keselamatan radiasinya. Setiap tahun, pembangkit ini menjalani pemantauan yang mencatat peningkatan populasi tumbuhan dan hewan air (zooplankton dan fitoplankton). Warga Pevek mencatat bahwa berkat PLTN terapung, keadaan lingkungan di kota membaik secara signifikan. Misalnya, dahulu akibat operasi PLTU berbahan bakar batu bara, salju berwarna hitam, sekarang kembali menjadi putih.

PLTN terapung menarik perhatian dunia, dan secara rutin dikunjungi oleh media internasional. Wartawan dari Indonesia dalam rangka tur pers yang diselenggarakan oleh Rosatom sudah dua kali datang ke sini — pada tahun 2024 dan 2025.

Perwakilan Indonesia mengenal teknologi nuklir daya kecil Rusia bukan hanya lewat kunjungan ke PLTN terapung. Tahun ini, seorang murid Indonesia, Pria Wicaksono, menjadi salah satu pemenang proyek ilmiah dan pendidikan “Pemecah Es Pengetahuan” (Icebreaker of Knowledge) (selengkapnya tentang proyek ini dapat dibaca pada artikel lain di edisi ini). Ia berangkat ke Kutub Utara dengan kapal pemecah es bertenaga nuklir “50 Let Pobedy” (50 Tahun Kemenangan). Para peserta ekspedisi memiliki kesempatan unik untuk mempelajari struktur kapal pemecah es, yang didasarkan pada reaktor berdaya kecil.

“Perjalanan ini luar biasa. Saya bertemu dengan banyak orang dan mendapatkan banyak teman baru. Saya juga belajar banyak hal baru tentang energi nuklir. Saya pikir unit tenaga nuklir terapung dapat mengurangi defisit akses listrik di Indonesia, karena negara kita terdiri dari ribuan pulau,” kata Pria Wicaksono.

Sungguh simbolis bahwa kapal pemecah es tenaga nuklir ini mencapai puncak planet tepat pada peringatan 80 tahun Hari Kemerdekaan Indonesia, yang juga bertepatan dengan hari ulang tahun Pria.

Ekspedisi ini juga diikuti oleh para pakar internasional yang diundang: mereka bekerja bersama anak-anak dalam kerangka program ilmiah dan pendidikan. Indonesia diwakili oleh Topan Setiadipura, Kepala Pusat Penelitian Teknologi Reaktor Nuklir Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

“Kehadiran di Kutub Utara dalam ekspedisi “Pemecah Es Pengetahuan” Rosatom merupakan pengalaman yang mengesankan dan menumbuhkan optimisme. Selama delapan hari perjalanan, kami hidup sangat dekat dengan dua reaktor nuklir, dan para peserta tidak mengalami masalah apa pun. Pengalaman ini menunjukkan potensi besar energi nuklir dan keamanannya. Kita, warga Indonesia, mungkin tidak perlu menempuh perjalanan ke Kutub Utara melewati es tebal, tetapi kita memerlukan energi yang kuat dan berkelanjutan untuk mendukung pembangunan ekonomi kita,” ujar Topan Setiadipura.

Keunggulan Reaktor Modular Kecil

Pengalaman sukses pengoperasian PLTN terapung menjadi contoh nyata efektivitas dan kenyamanan penggunaan reaktor modular kecil (small modular reactor, SMR). Menurut definisi Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), SMR adalah reaktor tenaga nuklir canggih dengan kapasitas listrik hingga 300 MW. Reaktor kecil dapat digunakan baik dalam bentuk pembangkit listrik tenaga nuklir terapung maupun pembangkit listrik tenaga nuklir daya kecil di darat.

Baik PLTN berdaya kecil maupun PLTN terapung memiliki sejumlah keunggulan penting dibandingkan PLTN konvensional: tingkat kesiapan pabrik yang tinggi, desain yang ringkas, serta fleksibilitas dalam kapasitas produksi listrik.

Selain itu, PLTN berdaya kecil dan PLTN terapung, sama seperti PLTN besar, tidak menghasilkan emisi berbahaya ke atmosfer, mampu memasok energi secara stabil, dan mempertahankan tarif listrik tetap sepanjang umur operasionalnya. Jenis pembangkit ini tidak bergantung pada iklim maupun musim, sehingga dapat menjadi pasangan yang ideal bagi energi terbarukan, yaitu tenaga angin maupun surya.

Berkat mobilitasnya, pembangkit listrik terapung dengan SMR bisa menjadi solusi unik bagi Indonesia yang memiliki banyak wilayah kepulauan. Unit semacam ini dapat dikirim ke hampir semua lokasi yang dapat dijangkau kapal. Pengisian ulang bahan bakar baru untuk PLTN terapung hanya diperlukan sekali dalam 7–10 tahun.

Keunggulan teknologi nuklir jenis ini dibahas, misalnya, dalam simposium internasional IAEA “Penerapan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Terapung: Manfaat dan Tantangan” yang berlangsung pada tahun 2023.

“PLTN terapung tidak bersaing dengan SMR darat, melainkan memperluas potensi dan ruang lingkup penggunaan teknologi nuklir ini untuk mencapai tujuan nol emisi,” — ujar Wakil Direktur Jenderal IAEA Mikhail Chudakov pada simposium tersebut.
Baru-baru ini, dengan partisipasi Rosatom, Asosiasi Nuklir Dunia (WNA) menerbitkan laporan berjudul Facilitating Global Deployment of Floating Nuclear Power Plants, yang membahas peluang dan pengembangan PLTN terapung.

Pengalaman yang Terbukti

Keahlian unik Rosatom di bidang SMR berakar pada pengalaman panjang dalam merancang reaktor untuk kapal pemecah es tenaga nuklir. Langkah logis berikutnya adalah memodifikasi reaktor kapal untuk digunakan dalam unit pembangkit listrik berdaya kecil. Misalnya, PLTN terapung dilengkapi dengan reaktor tipe yang sama seperti yang digunakan di kapal pemecah es “Taimyr” dan “Vaigach”.

Salah satu SMR Rosatom unggulan adalah reaktor RITM-200, yang didasarkan pada pengalaman puluhan tahun pengoperasian reaktor kecil di kapal pemecah es nuklir Rusia (lebih dari 400 tahun reaktor). Reaktor tipe ini digunakan di seluruh kapal pemecah es terbaru proyek 22220. Teknologi ini telah terbukti sangat efisien dan aman pada semua tahap siklus hidupnya.

Berbagai modifikasi memungkinkan penggunaan RITM baik pada PLTN berdaya kecil darat maupun PLTN terapung di berbagai kondisi iklim. Saat ini, PLTN kecil dengan reaktor RITM-200N sedang dibangun di Rusia (Yakutia).

Pada tahun 2024, Rusia menandatangani kontrak ekspor pertama di dunia untuk pembangunan PLTN berdaya kecil dengan Uzbekistan, yang kini sudah dalam tahap konstruksi. Pada Maret 2025, Rosatom menandatangani perjanjian antar-pemerintah tentang prinsip kerja sama dalam pembangunan PLTN berdaya kecil dengan Myanmar.

Indonesia, seperti banyak negara ASEAN, telah menetapkan target mencapai emisi nol pada 2060. Tanpa tenaga nuklir, target ini hampir mustahil tercapai. Karena itu, Indonesia memasukkan energi nuklir dalam Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional. Implementasi program nuklir Indonesia direncanakan bertahap dengan peningkatan kapasitas secara progresif. Sebagai pemimpin global dalam pembangunan PLTN, Rosatom siap menjalin kerja sama dengan Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya dalam mewujudkan rencana tersebut. Rosatom dapat menawarkan kepada Indonesia seluruh portofolio teknologi reaktornya: mulai dari SMR darat maupun PLTN terapung, hingga pembangkit berkapasitas besar, termasuk reaktor unggulan VVER-1200.