Kapal Pemecah Es dengan Nama Pahlawan
Berlangganan buletin
Berlangganan
#296Desember 2025

Kapal Pemecah Es dengan Nama Pahlawan

kembali ke daftar isi

Di Galangan Kapal Baltik telah dilakukan peletakan lunas untuk “Stalingrad”, kapal pemecah es bertenaga nuklir ketujuh dari Proyek 22220. Setelah diserahkan untuk dioperasikan, kapal ini akan menjadi kapal kesembilan dalam armada “Atomflot” Rusia. Kapal pemecah es seperti ini memiliki karakteristik yang unik, misalnya mampu memecahkan es hingga ketebalan 3 m.

Kapal pemecah es ini dinamai untuk menghormati kota Stalingrad, yang sekarang bernama Volgograd. Di kota ini dan sekitarnya sejak 17 Juli 1942 sampai 2 Februari 1943 berlangsung Pertempuran Stalingrad, salah satu pertempuran umum terbesar dalam Perang Dunia II antara Tentara Merah Soviet dan Wehrmacht Jerman yang berakhir dengan kemenangan Uni Soviet.

Upacara peletakan lunas kapal pemecah es tersebut dikaitkan dengan awal Operasi Uranus. Pada 19 November 1942 Tentara Merah Soviet di Stalingrad memulai serangan balasan.

“Saya yakin kapal pemecah es baru ‘Stalingrad’ akan dengan layak menyandang nama yang membanggakan ini. Bekerja dalam kondisi Arktik yang keras dan membuka jalan di antara es, kapal ini akan menjadi salah satu simbol bakat, kekuatan dan energi kreatif bangsa kami, serta kemampuan rakyat kami untuk menetapkan dan mewujudkan rencana paling berani dan tetap tegar pada masa yang paling sulit,” ujar Presiden Rusia Vladimir Putin yang berpidato melalui video pada upacara peletakan lunas kapal bertenaga nuklir tersebut.

“Presiden telah menugaskan kami tujuan baru, yaitu membangun Koridor Transportasi Transarktik berbasis Rute Laut Utara. Ini tugas berskala sangat besar, berskala planet. Penyelesaiannya akan memperkuat kepemimpinan Rusia, menjamin pelaksanaan proyek nasional di zona lintang tinggi dan meletakkan dasar bagi kedaulatan logistik Federasi Rusia,” kata Direktur Jenderal Rosatom Aleksey Likhachev ketika menyampaikan sambutan kepada presiden.

Dalam upacara tersebut, peserta Pertempuran Stalingrad Pavel Vinokurov yang pada bulan November genap berusia 103 tahun menyerahkan sebuah kapsul berisi tanah dari Volgograd kepada Aleksey Likhachev. Kapsul ini akan disimpan di kapal pemecah es.

Merah di atas Putih

Desain “Stalingrad” dibuat dalam nada merah dan putih. Sisi samping bangunan atas berwarna putih, pada sisi depan terdapat panel hias. Di atas latar belakang merah tampak bintang putih kota pahlawan, dan di dalamnya siluet merah patung “Ibu Pertiwi Memanggil”.

Solusi warna merah putih pada bangunan atas “Stalingrad” juga memiliki fungsi praktis. Dari kejauhan hal ini memudahkan untuk membedakannya dari kapal pemecah es lain dari seri yang sama, yaitu “Leningrad”, yang sedang dibangun di Galangan Kapal Baltik dan memiliki fasad bangunan atas akomodasi berwarna biru putih.

“Ini kebahagiaan yang luar biasa bisa menciptakan rupa sebuah kapal pemecah es bertenaga nuklir. Fakta bahwa ‘Stalingrad’ diletakkan pada tahun peringatan 80 tahun Kemenangan dan industri nuklir memberikan bobot tambahan bagi proyek ini,” ujar perancang desain dan kepala Departemen Desain dan Tata Artistik lembaga swasta “Pusat Komunikasi Rosatom” Vladimir Ruzhnikov.

Lebih Banyak Kapal Pemecah Es

Pada saat peletakan lunas “Stalingrad”, tingkat kesiapannya mencapai 4 persen, tiga seksi pertama telah dirakit. Kapal pemecah es ini sedikit berbeda dari pendahulunya karena seiring bertambahnya pengalaman, setiap kapal yang dibangun berikutnya menerima sejumlah penyempurnaan. Namun fitur utama kapal Proyek 22220 tetap dipertahankan, yaitu kemampuan dua mode kedalaman, penggunaan dua instalasi reaktor RITM-200 serta sistem propulsi listrik arus bolak-balik dengan motor penggerak baling-baling induksi. Kapal pemecah es seperti ini mampu menembus es hingga ketebalan 3 m.

Saat ini di Galangan Baltik sedang dibangun dua kapal pemecah es bertenaga nuklir Proyek 22220 lainnya, yaitu “Chukotka” dan “Leningrad”.

“Chukotka” sudah dipersiapkan untuk uji sandar. Pada bulan November, Pabrik Mesin Arsenal yang merupakan bagian dari Rosatom menyelesaikan pembuatan teras aktif untuk kedua instalasi reaktor kapal pemecah es tersebut lebih cepat dari jadwal kontrak. Pada bulan Oktober di “Chukotka” dipasang blok besar bangunan atas yang terdiri atas sepuluh seksi dengan berat total lebih dari 200 ton, tempat akan ditempatkan ruang untuk unit pembangkit listrik bantu kapal pemecah es. Pada bulan yang sama juga dipasang blok besar lengkap yang terdiri dari beberapa seksi bangunan atas akomodasi dengan berat sekitar 300 ton. Setelah pemasangan konstruksi badan kapal selesai, para spesialis Galangan Kapal Baltik akan beralih ke penataan ruang dalam, yaitu kabin, ruang perwira, ruang makan, area rekreasi dan lain-lain.

Di “Leningrad” pada bulan November telah dipasang generator diesel cadangan di sisi kiri kapal, sebuah unit dengan berat 38,5 ton dan daya 2.000 kW. Selanjutnya akan dipasang generator tersebut di sisi kanan. Tingkat kesiapan konstruksi kapal diperkirakan 20 persen.
Berkat penerapan teknologi konstruksi blok besar, waktu pembangunan kapal pemecah es bertenaga nuklir dapat dipangkas. Jika kapal pemecah es pertama dalam seri ini dibangun selama tujuh tahun, maka kapal berikutnya “Yakutia” kurang dari lima tahun. Pembangunan “Chukotka” direncanakan selesai dalam lima tahun, sedangkan “Leningrad” dan “Stalingrad” dalam empat setengah tahun.

Selain itu, di galangan kapal “Zvezda” pembangunan superkapal pemecah es “Rossiya” Proyek 10510 terus berlanjut dan direncanakan akan mulai dioperasikan pada tahun 2029.

Kapal pemecah es bertenaga nuklir menjamin pelayaran aman kapal-kapal dagang di antara es pada Rute Laut Arktik dalam Koridor Transportasi Transarktik, dari Saint Petersburg sampai Vladivostok.

Saat ini armada kapal bertenaga nuklir Rusia mencakup delapan kapal pemecah es, empat di antaranya merupakan kapal terbaru Proyek 22220, yaitu “Arktika” yang mulai dioperasikan pada tahun 2020, “Sibir” pada 2021, “Ural” pada 2022 dan “Yakutia” pada 2024.